Judul
: Inferno
Pengarang : Dan Brown
Negara : Amerika Serikat, Inggris
Penerbit : Doubleday
Publikasi : 14 Mei 2013
Halaman : 480 halaman
Genre : Misteri, fiksi nyata, thriller
Dan
Brown, sekali lagi membuktikan eksistensinya dengan karya mengagumkan yang
direalisasikan dalam Inferno. Kali ini sang master dari novel thriller
itu menghadirkan kembali tokoh utamanya, Robert Langdon, dalam petualangan
menegangkan yang tidak akan membuat pembaca meninggalkan tiap lembaran dari halamannya.
Setelah karya kontroversialnya, The Da Vinci Code, karya – karya Dan
Brown yang lain mulai mendapat banyak perhatian baik dari para pembaca setianya
maupun para kritikus sastra. Tidak mengherankan, tulisan pria kelahiran 22 Juni
1964 ini memang sering mengaitkan dengan motif kristiani, sehingga banyak
kontroversi mengenai buku – bukunya. Namun, Dan Brown mengatakan dalam website-nya
bahwa dia bukanlah anti-kristen. Menurutnya, semua karya tulisnya hanyalah
sebuah cerita menghibur yang memunculkan diskusi dan debat spiritual. Serta dia
menambahkan bahwa bukunya itu dapat digunakan sebagai sarana perubahan positif
untuk introspeksi dan eksplorasi mendalam pada keyakinan masing – masing.
Inferno menceritakan
seorang professor dari Universitas Harvard bernama Robert Langdon yang
merupakan ahli simbol terkemuka di Amerika. Cerita bermula ketika Langdon
terbangun di dalam sebuah rumah sakit dengan luka di kepala dan tidak mengingat
satupun kejadian sebelumnya. Ia hanya ingat sedang berjalan di Harvard, lalu
kemudian tidak ada yang diingatnya lagi. Setelah mencari tahu dimana
keberadaanya, entah bagaimana bisa terjadi Langdon ternyata berada di Florence,
ibukota Provinsi Florence di Italia bagian tengah. Disana ia bertemu dengan
seorang dokter, Sienna Brooks, yang mengatakan bahwa dirinya terkena luka
tembak dan segera dibawa ke Unit Gawat Darurat. Saat sedang bercakap – cakap,
mereka berdua dikejutkan oleh Vayentha, seorang pembunuh bayaran yang telah
lama mengikuti Langdon. Akhirnya mereka berdua terpaksa melarikan diri dari
rumah sakit dan menuju ke apartemen milik Sienna. Di dalam apartemen, Langdon menemukan
sebuah tabung silinder dengan tanda “biohazard” dan berniat untuk memberitahu
konsulat Amerika dimana keberadaannya. Setelah memberitahu dimana keberadaannya
pada konsulat, ketika menengok dari jendela apartemen Sienna, ia melihat Vayentha
kembali dengan bersenjata. Langdon dan Sienna memutuskan untuk berlari pergi.
Mereka akhirnya membuat spekulasi bahwa pemerintah Amerika Serikat ingin Langdon
mati. Untuk mengungkap semuanya, Langdon harus bertarung melawan waktu dan
berpikir keras setiap detiknya untuk keselamatan hidupnya serta mungkin saja
keselamatan dunia. Apakah Langdon akan selamat? Apa dia akan tahu kebenaran
dibalik apa yang menimpanya saat itu? Lalu, bagaimana bisa seorang simbolog
dari Harvard terjerumus ke dalam baku tembak serta teka – teki aneh? Siapa pula
Sienna Brooks? Semua akan dipilah – pilah dengan detail oleh sang master, Dan
Brown, dalam Inferno.
Cerita ini
berkaitan erat dengan karya Dante Alighieri yang berjudul The Divine Comedy,
dengan tiga bab utama. Ketiga bab tersebut adalah Inferno, Purgatorio, dan
Paradiso, yang mengisahkan perjuangan manusia untuk meraih surga melalui
siksaan serta peleburan dosa menurut versi Dante. Disini Dan Brown akan
memfokuskan pada Inferno, dimana Langdon nantinya akan berusaha
memecahkan semua puisi, petunjuk yang penuh teka – teki ala neraka, dan
melewati berbagai gejolak spiritual dalam dirinya. Seperti karya – karya sebelumnya,
Dan Brown selalu membawakan cerita dengan time rush yang akan membuat
pembaca berdebar – debar menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia juga
selalu memberi beberapa filosofi spiritual yang terkadang tidak jauh dari
pemahaman agama, pengetahuan – pengetahuan tabu yang akan menjadi kontroversial
untuk orang awam jika tidak dimengerti secara mendalam. Gayanya yang selalu
mengisi kekosongan dengan pemecahan teka – teki juga tidak kalah dalam
menghibur pembaca dan sesekali memiliki akhir kurang jelas yang akan terus
membuat pembaca haus akan jawaban dari pertanyaan “apa yang akan terjadi
selanjutnya?”
Sebelum Inferno,
Dan Brown telah menerbitkan lima karya lain yang tiga diantaranya berkaitan
dengan Inferno. Contohnya adalahThe Da Vinci Code, Angels
& Demons, dan The Lost Symbol. Untuk dua novel yang tidak
tergabung dalam seri Robert Langdon, ada Digital Fortress dan Deception
Point. Dua dari keempat seri andalannya pun telah difilmkan ke layar lebar
dengan Tom Hanks yang memerankan Robert Langdon dengan sempurna. Novel ini juga
selalu memberikan berbagai kajian unik seputar ilmu pengetahuan dan teknologi
yang jarang didengar dalam sekolah – sekolah umum. Termasuk pembenaran beberapa
kesalahan – kesalahan anggapan umum atau sejarah, Dan Brown mengulasnya pelan
tapi pasti sehingga membuat pembaca akan memahami entah dengan penerimaan atau
penolakan, namun penulis percaya itu akan membantu manusia untuk berpikir
sebelum melakukan pembenahan diri. Inilah kekuatan yang dibuktikan sang penulis
dari novelnya, Inferno. (D)
Sumber : Wikipedia.